bahasin

Selasa, 25 Februari 2014

Indonesia jelang pemilu 2014

Bahasin negara Indonesia menjelang pemilu 2014 yang akan diselenggarakan pada tanggal 9 april. Suka atau tidak suka terhadap politik, tidak bisa dipungkiri bahwa kita harus terjun ke dunia politik. Jika menurut anda politik itu layaknya seekor nyamuk yang kerjanya mengganggu orang dan sesekali menggigit untuk menyedot darah, tapi kita dipaksa untuk menghajar nyamuk tersebut sehingga tidak dirasa mengganggu, menggigit apalagi menyedot darah kita.

Pemilihan presiden, wakil presiden dan semua posisi di pemerintahan di tentukan melalui pemilu ini. Semuanya serba politik yang menjadikan partai-partai untuk maju ke kursi pemerintahan Indonesia tercinta ini. Saya mungkin sependapat dengan anda seperti acuh tak acuh atau cuek bebek terhadap pemilu ini, tapi perlu dipikirkan lagi jika ingin Indonesia ini bersih dan berjalan dengan baik maka mau tidak mau kita harus berjalan di dunia politik untuk merubah kursi kepemimpinan dari orang-orang yang telah berusaha merusak negara Indonesia ini.

pemilu 2014
Saya termasuk orang yang menyukai golput alias orang yang tidak pernah memberikan suaranya pada pemilu-pemilu sebelumnya. Karena menurut saya lebih berat tanggung jawabnya jika telah melakukan pemilihan pada salah satu orang atau partai yang berada di dalamnya. Lihat saja buktinya banyak aparat pemerintahan yang melakukan korupsi begitu besar dan mereka melakukannya tanpa rasa bersalah atas orang-orang Indonesia yang berada di garis kemiskinan. Jika anda ingin melihat orang-orang miskin yang sebenarnya, datanglah ke perkampungan pulau jawa, disana walaupun sebagian besarnya petani tapi mereka masih kesulitan untuk makan setiap harinya.

Bisa dibayangkan nasi yang anda makan saat ini adalah hasil dari petani-petani yang justru kehidupannya kesulitan padahal mereka telah menanam benih padi hingga jadi beras yang anda masak setiap hari. Mereka itu hanya bekerja di sawah, mereka hanya mengerjakan lahan milik para tengkulak, jadi hasil yang petani dapatkan hanyalah alakadarnya. Padahal para petani tersebut yang mengurus benih padi hingga jadi beras, tapi mereka hanya mendapatkan hasil yang sedikit dari panennya, mungkin bisa disebut tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari pada selanjutnya.

indonesia jelang pemilu
Walaupun harga dari hasil pertanian meningkat atau mahal, para petani tidak mendapatkan yang sesuai dengan harga jual dari hasil pertanian tersebut. Karena mereka harus menjual hasil pertaniannya pada para tengkulak dengan terpaksa, biasanya para petani diberi hutang terlebih dahulu oleh para tengkulak dengan catatan hasil pertaniannya harus dijual kepada para tengkulak tadi yang telah memberikan hutang pada para petani. Lantas mau bagaimana lagi selain berhutang pada para tengkulak? Hanya mereka yang mau memberikan hutang dengan perjanjian harus menjual hasil pertanian pada para tengkulak. Inilah sistem pemaksaan yang tidak dapat dihindari oleh para petani kita, semuanya dilakukan dengan serba terpaksa daripada tidak dapat hidup sama sekali.

Para petani butuh kesejahteraan layaknya manusia biasa, mereka ingin hasil pertaniannya diharga dengan harga yang sesuai minimal tidak setengah dari harga jualnya. Jika sebagian besar dari mereka berangkat ke kota besar dengan harapan mendapatkan hidup yang lebih layak, mereka lakukan dengan terpaksa dan nekad. Disinilah letak negatif perpindahan rakyat pedesaan ke kota, mereka berusaha pekerjaan apapun pada awalnya mulai dari pembantu, penjaga rumah, satpam dan lain sebagainya. Tapi lebih banyak lagi yang menjadi pengemis jalanan, disinilah mereka merasa kenikmatan tiada tara. Dengan cara mengemis dan berperan sebagai orang yang layak untuk dikasihani, mereka bisa mendapatkan banyak uang dari belas kasihan orang-orang yang lewat. Tidak dapat dipungkiri dengan menadahkan tangan, maka recehan yang jika dikumpulkan bisa jadi jutaan dalam sehari memberi mereka layaknya orang sukses diperkotaan.

Jika anda tidak percaya, coba saja 1 orang pengemis jalanan untuk menunjukkan tempat tinggal aslinya di desa sana. Jika di Jakarta mereka tinggal di kolong jembatan atau gubuk di pinggiran sungai, tapi rumah mereka besar di desanya sana. Tidak sedikit pengemis di Jakarta yang ketagihan untuk mengemis setiap harinya karena bisa mendapatkan jutaan rupiah dalam 1 hari, yang jika dikalikan 1 bulan bisa menjadi 30 jutaan. Wow sebulan 30 juta itu layaknya seorang sekretaris bos yang syaratnya harus cantik dan lain sebagainya.

Besar harapan saya dengan hasil pemilu nanti pada 9 april 2014 dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin yang dapat melihat dari atas hingga ke bawah kondisi rakyat Indonesia ini. Yang lebih memperhatikan rakyatnya dibanding dengan dirinya sendiri, apalagi yang ikut merasakan kesulitan hidup pada jaman sekarang. Saat ini banyak sekali ketimpangan yang terjadi, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin karena sistem monopoli perdagangan yang terjadi di Indonesia. Seharusnya pemerintah dapat memperhatikan pergerakan pasar yang terjadi hingga ke tingkat bawah, jangan sampai para petani bunuh diri karena hasil pertaniannya di hargai dengan harga yang rendah padahal harga jualnya tinggi di pasaran. Semoga bang iwan fals berani untuk mencalonkan diri sebagai presiden republik Indonesia pada tahun 2014 ini, aamiin.

powerbank mengatakan...

Nice artikel gan..

sebelumnya selanjutnya home